Saprol Media, CALIFORNIA - Penemuan gas metana oleh para ilmuwan
sembilan tahun lalu di Mars diyakini sebagai tanda-tanda adanya
kehidupan biologi di planet tersebut. Namun, kini para peneliti di Max
Planck Institute Chemistry serta universitas di Utrecht dan Edinburgh
mampu menunjukkan bahwa temuan metana itu berasal dari meteorit.
Dilansir Machineslikeus, Sabtu (2/6/2012), sebagian ilmuwan melihat keberadaan gas metana sebagai indikasi yang jelas tentang kehidupan di sebuah planet. Seperti di Bumi, gas metana diproduksi terutama oleh proses biologi, ada pula yang mengganggap bahwa gas tersebut terjadi akibat proses geologi seperti gunung berapi.
Temuan terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari Max Planck Institute Chemistry mengungkapkan bahwa lolosnya metana dari meteorit terjadi apabila disinari dengan sinar ultraviolet (UV). Meteorit dan debu antarplanet berasal dari luar angkasa yang membawa bersama senyawa karbon.
Para peneliti menyimpulkan bahwa energi tinggi radiasi UV ini memicu pelepasan metana dari meteorit. Simpulan ini juga diperkuat ketika ilmuwan mengidentifikasi jumlah metana yang besar di atmosfer Mars pada 2003.
Sampai saat ini, tidak ada teori yang mampu meyakinkan serta menjelaskan jumlah besar, sekira 200 sampai 300 ton metana per tahun yang diproduksi Mars. "Metana dihasilkan dari innumerable (zat yang tak terhitung jumlahnya), meteorit kecil dan partikel debu antarplanet yang mendarat di permukaan Mars dari luar angkasa," jelas penulis utama, Frank Keppler dalam studinya yang kini diterbitkan dalam jurnal penelitian Nature.
Munculnya metana tersebut juga bisa terjadi akibat dari terpaan sinar matahari atau UV. "Energi yang disediakan oleh radiasi ultraviolet yang sangat intens," tambah ahli kimia atmosfer.
Dilansir Machineslikeus, Sabtu (2/6/2012), sebagian ilmuwan melihat keberadaan gas metana sebagai indikasi yang jelas tentang kehidupan di sebuah planet. Seperti di Bumi, gas metana diproduksi terutama oleh proses biologi, ada pula yang mengganggap bahwa gas tersebut terjadi akibat proses geologi seperti gunung berapi.
Temuan terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari Max Planck Institute Chemistry mengungkapkan bahwa lolosnya metana dari meteorit terjadi apabila disinari dengan sinar ultraviolet (UV). Meteorit dan debu antarplanet berasal dari luar angkasa yang membawa bersama senyawa karbon.
Para peneliti menyimpulkan bahwa energi tinggi radiasi UV ini memicu pelepasan metana dari meteorit. Simpulan ini juga diperkuat ketika ilmuwan mengidentifikasi jumlah metana yang besar di atmosfer Mars pada 2003.
Sampai saat ini, tidak ada teori yang mampu meyakinkan serta menjelaskan jumlah besar, sekira 200 sampai 300 ton metana per tahun yang diproduksi Mars. "Metana dihasilkan dari innumerable (zat yang tak terhitung jumlahnya), meteorit kecil dan partikel debu antarplanet yang mendarat di permukaan Mars dari luar angkasa," jelas penulis utama, Frank Keppler dalam studinya yang kini diterbitkan dalam jurnal penelitian Nature.
Munculnya metana tersebut juga bisa terjadi akibat dari terpaan sinar matahari atau UV. "Energi yang disediakan oleh radiasi ultraviolet yang sangat intens," tambah ahli kimia atmosfer.
Sumber : Okezone
0 komentar:
Posting Komentar